![]() |
ilustrasi pembangunan jalan tol semarang-solo tahap 1 |
Dalam kebijakan jaringan dibutuhkan manajer jaringan yang mampu mengakomodir semua pendapat dan kepentingan dari masing-masing aktor. Pada kasus jalan tol Semarang-Batang, setelah kita mengetahui siapa-siapa saja aktor yang terlibat, maka kita perlu melihat kelebihan dan kekurangan dari masing-masing aktor untuk dapat menentukan aktor mana yang seharusnya menjadi manajer jaringan dalam kasus pembangunan jalan tol Semarang-Batang. Untuk keperluan itu maka akan dijabarkan tingkat keberhasilan tiap aktor yang di identifikasi melalui kelebihan dan kekurangannya, yaitu:
1.Pemerintah (Pusat dan Provinsi Jawa Tengah)
a.Faktor pendukung
- Mempunyai wewenang dan kekuasaan yang luas.
- Mempunyai aturan yang dapat mempermudah pembangunan infrastruktur, Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pembebasan Tanah Untuk Kepentingan Umum.
- Mempunyai master plan pembangunan jalan tol.
b.Faktor penghambat
- Kurang bijak dalam menggunakan wewenang dan kekuasaan yang dimiliki.
- Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pembebasan Tanah Untuk Kepentingan Umum tidak dilaksanakan secara konsisten.
- Peraturan yang rumit dan tumpang tindih.
- Kemampuan anggaran yang terbatas.
2.Investor
a.Faktor pendukung
- Kemampuan teknik membangun.
- Kebebasan dalam mencari modal sebagai perusahaan swasta.
b.Faktor penghambat
- Kurangnya modal yang dimiliki untuk menutup biaya pembangunan jalan tol.
- Tidak jelasnya investor yang ada dalam investor jalan tol, dalam hal ini tidak jelasnya investor yang ada dalam PT Marga Setiapuritama. Setelah mundurnya pemegang saham mayoritas konsorsium, PT Bakrie Toll Road.
a.Masyarakat langsung
1.Faktor pendukung
a.Memiliki lahan yang dibutuhkan oleh pemerintah dan investor.
2.Faktor penghambat
a.Pemahaman yang kurang tentang kepemilikan tanah.
b.Pandangan yang berbeda antar masyarakat sendiri.
b.Masyarakat tak langsung
1.Faktor pendukung
a.Melihat kebutuhan jalan untuk mengurangi macet.
b.Jumlahnya yang lebih banyak dibanding masyarakat yang terkena dampak secara langsung.
2.Faktor penghambat
a.Tidak mempunyai akses lagsung terhadap proses pembangunan jalan tol.
b.Kondisi yang tidak terkordinasi.
Dari identifikasi kelebihan dan kekurangan masing-masing aktor tersebut, maka aktor yang layak menjadi manajer jaringan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi adalah pemerintah.
Pemerintah sebagai manajer jaringan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi karena pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan yang luas. Dengan wewenang dan kekuasaannya itu pemerintah dapat menyeleksi investor yang memang layak untuk membangun jalan tol Semarang-Batang. Bilamana kejadiannya seperti saat ini, maka pemerintah bisa mengambil keputusan untuk mengambil alih proyek tersebut atau juga dengan mencari investor lain yang lebih kompeten. Selain itu, pemerintah juga mampu mengakomodir semua kepentingan dalam peraturan yang dikeluarkannya, dalam hal ini adalah Undang-Undang No. 2 Tahun 2012 Tentang Pembebasan Tanah Untuk Kepentingan Umum. Melalui undang-undang tersebut semua pihak dibatasi, pemerintah dan investor tidak bisa sewenang-wenang mengambil tanah rakyat, tapi rakyat juga diberi pemahaman tentang kepemilikan tanah.
Baca juga:
1. Masalah-masalah pembangunan jalan tol Semarang-Batang
2. Aktor-aktor Pembangunan Jalan tol Semarang-Batang
Baca juga:
1. Masalah-masalah pembangunan jalan tol Semarang-Batang
2. Aktor-aktor Pembangunan Jalan tol Semarang-Batang
No comments:
Post a Comment